17/10 - Demo Karyawan Freeport Rusuh

Sebuah Truck milik PT freeport Indonesia di bakar massa yang ngamuk karena salah satu temannya tewas tertembak


Satu Karyawan Tewas

Ribuan karyawan PT Freeport Indonesia kembali menggelar demonstrasi di sekitar Terminal bus gorong-gorong Timika-Papua, Senin, 10 Oktober 2011.  Tuntutan mereka masih sama dengan aksi digelar mulai 4 Juli dan 15 September 2011 lalu yaitu kenaikan upah. Mereka juga ingin bertemu pihak manajemen, mengajukan perpanjangan unjuk rasa.

Pada aksi pagi hari itu, turut bergabung juga ratusan demonstran yang berasal dari tujuh suku di sekitar areal pertambangan perusahaan Amerika Serikat itu.  Mereka menuntut bertemu CEO Freeport, memperjuangkan apa yang mereka sebut hak ulayat, hak warga asli Papua atas tanah itu.
Massa melakukan long march ke Terminal Gorong-gorong. Namun, niat mereka memasuki terminal keberangkatan bus PT Freeport dihalangi aparat. Massa yang tak menyerah mendesak masuk.
Pada pukul 10.00 WIT bentrok pecah di depan terminal. Aparat keamanan menghalau barisan dengan mengeluarkan tembakan peringatan ke arah demonstran. Namun, peluru aparat justru melukai sejumlah orang. Satu di antaranya tewas.
Versi karyawan, tembakan aparat keamanan menjadi pemicu rusuh. Demonstran yang marah pun membalas membakar tiga kontainer milik PT Freeport.
Salah seorang pengurus SPSI PT Freeport pimpinan Sudiro, yang tak mau disebutkan namanya  menjelaskan, rusuh bermula ketika ribuan karyawan yang sejak 15 September lalu menggelar aksi mogok kerja, hendak naik menuju areal tambang di Tembagapura melalui terminal Gorong-gorong. Namun, pihak manajemen Freeport dibantu aparat kepolisian menghadang.

"Karyawan yang hendak naik ini, adalah pemilik ulayat areal tambang. Tujuan naik untuk menutup Freeport karena hingga saat ini manajemen tidak mau berunding. Lantas, saat menuju terminal bus Freeport, mereka dihadang dan kemudian ditembaki aparat," ujarnya.

Empat karyawan tertembak, dan segera dilarikan ke rumah sakit. Namun, setengah jam kemudian nyawa salah satu karyawan bernama Piter Ayami Seba tidak tertolong. "Ia tewas akibat tembakan di bagian dada," ujarnya.
Sementara, juru Bicara SPSI Freeport pimpinan Sudiro, Juli Parongrongan mengaku tak tahu motif penembakan oleh aparat keamanan ke arah rekan-rekannya. "Kami tidak memprovokasi, tapi tiba-tiba manajemen mengerahkan polisi yang mengeluarkan tembakan, dan sejumlah rekan kami kemudiantersungkur,"katanya.

Jenazah Petrus Ayamiseba , karyawan bagian catering Freeport yang tewas itu diarak sepanjang 3 kilometer menuju kantor DPRD Mimika. “Sebagai bukti arogansi Freeport,’’ ujarnya.
Amuk demonstran
Juru Bicara Polda Papua, Kombes Wachyono mengatakan, bentrok terjadi dipicu ulah pendemo yang mengamuk dan membakar tiga mobil milik Freeport yang diparkir di lokasi karena satu rekan mereka tewas diterjang peluru "Selain membakar kendaraan, para pendemo juga melempari polisi yang saat itu melakukan tugas pengamanan. Akibatnya, tujuh anggota polisi terkena lemparan batu," ungkapnya.
Karena massa sudah tak terkendali, polisi kemudian mengeluarkan tembakan peringatan, tapi juga tak diindahkan, sehingga mengeluarkan tembakan melumpuhkan. "Ada dua dari pendemo yang terkena tembakan," ucapnya.
Sementara pihak managemen PT Freeport Indonesia Armando Mahler dalam kegiatan Teleconfrence menyayangkan peristiwa yang berkahir bentrok. Dengan kejadian tersebut tewasnya salah satu karyawan mereka , pihak Managemen PT FI turut berduka cita atas meninggalnya Petrus Ayamiseba dan bagi yang ditinggal keluarga semoga diberi ketabahan.
Satu polisi kritis, wartawan dianiaya
Kerusuhan yang terjadi di terminal Bus gorong-gorong selain menewaskan salah satu Petrus Ayamiseba juga melukai tujuh aparat Kepolisian dan salah satunya Briptu Jamil dalam keadaan kritis dan saat ini masih di rawat di Rumah Sakit Mitra masyarakat. Selain  tewas, setelah dikeroyok para karyawan Freeport yang melakukan aksi demo di Gorong-gorong Timika Papua.
‘’Saya sudah memarahi anggota di lapangan yang memberikan informasi, Briptu Jamil tewas akibat dikeroyok. Ternyata info itu salah. Dia masih hidup namun kondisinya kritis akibat lukanya cukup parah. Saat ini masih dirawat di rumah Sakit Timika,’’ ujar Wachyono melalui telepon selulernya, Selasa 11 Oktober.
Pada Senin petang kemarin, Wachyono mengatakan Briptu Jamil dikeroyok saat mengamankan jalannya aksi demo ribuan karyawan Freeport, yang sudah menggelar aksi mogok kerja sejak 15 September lalu. ‘’Ia tiba-tiba dikeroyok, lalu dibuang ke sungai di sekitar lokasi tepat dibawah tjembatan terminal Freeport, dan baru ditemukan beberapa saaat kemudian,’’ ujarnya.
Saat ini, perawatan secara intesif masih dilakukan terhadap Briptu Jamil. ‘’Saya minta maaf, telah memberikan informasi yang salah,’’ dia menambahkan. Briptu Jamil, adalah anggota Resmob Satuan Por 2 Den D Brimob Mabes Polri.
Para wartawan yang sedang melakukan tugas jurnalistik juga ikut mengalami kekerasan. Dua jurnalis, dari Cahaya Papua, Duma Tato Sanda dan wartawan Radar Timika, Syahrul babak belur dianiaya para pekerja yang demo. Kamera, telepon genggam, juga sepeda motor mereka dirampas.
 “Mereka tiba-tiba memukul saya, juga menarik paksa kamera, kemudian motor dirampas,” kata Duma.
Pemukulan terjadi ketika mereka meliput pembakaran tiga buah truk milik Freeport. Pekerja mengamuk setelah tersiar kabar seorang rekannya meninggal tertembak saat unjuk rasa berlangsung. “Saya sudah bilang saya wartawan, tapi mereka terus memukul, saya lari tapi masih dilempari dengan batu, untung ada orang yang datang menyelamatkan pakai motor, kalau tidak saya bisa mati karena dipukul banyak orang,” kata dia.
Duma yang dipukul nyaris pingsan. Ia menyesal berada dalam situasi buruk tersebut. “Dalam pelarian itu saya dibuntuti sekitar sepuluh orang. Sandal yang saya pakai terlepas. Beberapa dari mereka melempar saya dengan batu,” ujarnya.
Duma mendapat luka disekujur tubuh. Ia mengenali ciri-ciri pelaku yang memukulnya, bertubuh besar dan berambut ikal. “Saat visum, ditemukan memar dan pembengkakan di tulang pipi, luka di bibir atas, lidah terluka, pembengkakan dan memar di punggung kanan, pinggang kiri dan dada kanan. Ditemukan juga luka di tiga jari kaki kanan,” dia menguraikan.
Ia berharap pelaku diproses hukum, dan barangnya dikembalikan. “Saya tak terima pemukulan ini, mereka karyawan harus dihukum, saya sudah laporkan ini ke polisi.”
Dimintai tanggapan, juru bicara serikat pekerja, Julius Parorongan menandaskan akan memanggil karyawan yang berbuat ulah. “Saya akan cek, ini memang keterlaluan. Saya tak sangka pekerja bisa se-anarkis ini. Usai ada yang ditembak tadi, karyawan memang mulai susah diatur,” ujarnya
Para pekerja memblokir jalan, membakar dua truk kontainer yang menuju lokasi penambangan dan menghalangi para pekerja pengganti yang dipakai PT. Freeport untuk menggantikan pekerja yang mogok. Mereka marah setelah pihak perusahaan membawa pekerja baru dan memindahkan mereka ke barak pekerja yang sedang mogok. Polisi yang mencoba menghalangi para demonstran menjadi sasaran kemarahan massa yang lantas melempari polisi dengan batu. Polisi lantas membalas dengan melepaskan tembakan. Selain seorang pekerja, satu anggota polisi juga tewas dalam peristiwa itu.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua,  Kombes (Pol) Wachyono menyebut sebelas orang dalam keadaan kritis, enam diantaranya adalah anggota kepolisian Papua. Polisi mengklaim terpaksa melepaskan tembakan karena unjuk rasa itu berubah menjadi aksi anarkis. Asap hitam mengepul ke udara, memaksa sejumlah penerbangan di bandar udara terdekat menunda jadwal penerbangan.
Sejak 15 September lalu, para pekerja telah menggelar aksi mogok menuntut kenaikan gaji dari gaji mereka sekarang yang berkisar Rp 17 ribu hingga Rp 30 ribu per jam menjadi sekitar Rp 150 ribu hingga Rp 360 per jam. Sekitar 90 persen dari total 12 ribu karyaran Freeport ikut ambil bagian dalam aksi mogok.
Tambang PT. Freeport yang terletak di Grasberg, Papua adalah salah satu tambang emas dan tembaga terbesar di dunia. Tapi perusahaan tambang ini sering diprotes para pekerjanya karena hanya membayar sepersepuluh dari yang mereka bayarkan kepada pekerja tambang mereka di negara lain.
PT. Freeport beberapa tahun terakhir menjadi sorotan setelah terungkap bahwa mereka membayar jutaan dollar kepada polisi dan militer untuk untuk mengamankan tambang. Tak hanya itu, perusahaan asal Amerika ini juga sering menjadi sasaran demonstrasi karena dianggap hanya memberikan keuntungan yang kecil bagi Indonesia. Belum lagi soal pencemaran yang menyebabkan kerusakan lingkungan di sekitar areal tambang.
Perusahaan induk Freeport yang berbasis di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan yang isinya menyalahkan para pekerja yang melakukan mogok dan memblokade jalan, serta mengintimidasi pekerja pengganti dan keluarganya. Freeport mengaku masih bekerjasama dengan polisi untuk mengakhiri aksi intimidasi tersebut. Perusahaan tambang itu juga meminta mereka yang melakukan intimidasi ini agar diproses secara hukum.(husyen)









Karyawan tetap memblokir mile 28 karena rekannya Leo Wandegau juga akhirnya tewas setelah di rawat di rumah sakit daerah

Jenasah Leo Wandegau saat disemayamkan di rumah duka Kwamki Lama

Senin, 10-10 Demo Karyawan Freeport berakhir ricuh

Tampak aparat bentrok dengan karyawan di terminal bus gorong-gorong timika-Papua


 
Satu Karyawan Tewas di Tembak Aparat

Bentrokan terjadi saat sekitar ribuan karyawan yang mengelar aksi mogok lakukan aksi mogok damai diterminal keberangkatan karyawan di Terminal Gorong-Gorong ,pagi tadi pukul 10.15 waktu setempat Timika-Papua. Akibat bentrokan ini 7 karyawan menjadi korban kena tembak, 1 diantaranya meninggal setelah diterjang besi panas milik aparat keamanan yang menghalau karyawan, atas nama Petrus Ayemseba ,massa karyawan yang mengetahui teman mereka tewas tertembak, ribuan karyawan sdecara spontanitas langsung lakukan pembakaran terhadap 3 truck kontainer milik PT  Freeport Indonesia.

Akibat bentrokan ini 7 karyawan menjadi korban aparat yang melakukan penembakan terhadap ribuan massa karyawan pt freport yang lakukan aksi demo damai diterminal gorong-gorong. Bentrok pecah saat aparat lakukan penghadangan terhadap karyawan yang hendak masuk keterminal keberangkatan karyawan  . dari 7 korban yang kena peluru aparat 1 diantaranya tewas, atas nama Petrus Ayemseba umur 36 tahun karyawan pangan sari,  yang bergerak dibidang penyedianaan makanan bagi karyawan PT Freeport Indonesia .

Luapan emosi karyawan memuncak saat mengetahui teman mereka tewas ditembak aparat kepolisian, dan langsung massa bringas dan  merangsek masuk kedalam terminal gorong-gorong.  Bentrok tak terhindari, aparat keamanan yang hanya sekitar 300 harus menahan enam ribu massa dengan lemparan batu, karena merasa tertekan aparat mengeluarkan tembakan menuju kerumunan massa, dan empat karyawan tertembak, salah satunya tewas bernama Petrus Ayamseba.

Mass selanjutnya memasuki area Freeport di mile 28 dan menghadang sejumlah kendaraan dan membakarnya. Sejauh ini 4 truck containerr rusak dibakar massa. Selain itu tiga wartawan dari media Jubi Online atas nama Wilem Boby, Sahrul dari Radar Timika dan Duma T sanda dari Cahaya Papua menjadi korban penganiayaan sejumlah warga. Tiga wartawan tersebut babak belur dihajar, bahkan sepeda motor, HP , Leptop dan uang dirampas. Aksi massa berlanjut dengan mengeroyok salah satu anggota Resmob dari Pelopor Kelapa II Jakarta atas nama Briptu Jamil dan senajtanya juga turut dirampas.

Sejak pukul 4 sore ribuan massa karyawan mengarak jenasah Petrus Ayamseba dari RSUD Mimika menuju ke kantor DPRD Mimika. Jenasah di arak ke kantor DPRD tanpa kaawalan aparat keamanan. Hingga malam ini ribuan karyawan dengan jenasah korban yang tertembak di semayamkan di halaman kantor DPRD Mimika. Ribuan karyawan mendirikan tenda-tenda di halaman kantor DPRD , dan rencananya jenasah terus di semayamI dan aparat keamann bertanggungjawab.

Hingga saat ini situasi di Kota Timika masih mencekam, dari sumber juga menyebutkan drop pasukan bantuan dari Detasemen Brimob Papua sudah didatangkan dengan menggunakan hercules ke Timika untuk membantu aparat. Saat ini juga karyawan memblokir terminal gorong-gorong lokasi bentrok awal. Sejauh ini pihak manajemen belum ada yang memberikan keterangan. (husyen abdillah)

Ribuan karyawan saat longmarch dari Sekretariat SPSI di Jalan Budi Utomo ke terminal Gorong-gorong



Truck duoble treler milik PT Freeport Indonesia dibakar massa di mile 28 

Ribuan karyawan saat hendak menuju ke terminal gorong-gorong